Cerita Sex Nimas Pelayan Sexi

Cerita Porn, Cerita Porno, Cerita Dewasa, Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerita Sex, Cerita Lesbian, Cerita birahi, Cerita Hot, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Ganas, Cerita Seksualitas, Cerita Bispacx Terbaru.

  Cerita Sex Nimas Pelayan Sexi

Foto Model sexi Minori Hatsune
Daerah yang nyaman dan aku tinggal disatu komplex perumahan, gak mewah sih, biasa biasa aja. Tetanggaku seorang janda, usia lima puluh tahun tahunan lah.

Dia tinggal sendiri dengan seorang pembantu dan seorang supir yang mengantarkan si ibu kalo akan beraktivitas.

Si ibu itu orangnya tinggi besar dan gemuk, mungkin beratnya 90 kiloan lah. Aku sih gak tertarik sama si ibu tapi sama pembantunya, Nyi Nimas.

Nimas, dari namanya orang akan tau bahwa dia orang sunda, tepatnya orang banten, sejak banten berdiri sebagai satu propinsi yang terpisah dari jabar.

 Nimas Pelayan Sexi
Walaupun pembantu, Nimas kelihatan seperti layaknya abg gedongan kalo dia pergi dengan si ibu. Pakaiannya selalu modis walaupun tidak bermerk, jins dan kaus ketat seperti yang umumnya jadi seragam wajib para abg kalo mau mejeng.

Layaknya perempuan sunda, Nimas kulitnya putih bersi, wajahnya manislah, sayangnya agak chubby.
Sebenarnya aku tidak terlalu senang dengan cewek-cewek chubby, tapi karena tiap hari ketemu, lama-lama jadi tertarik juga seperti kata pepatah jawa yen trisno jalaran soko gak ono liane
(ha..ha, sudah dimodifikasi rupayanya pepatah jawa ini) yang artinya kira-kira dengan terjemahan bebas karena sering ketemu lama-lama jadi suka.

Aku sering juga ngobrol sebentar dengan Nimas kalo pas papasan didepan rumah.
Pada suatu hari aku sedang membersihkan mobilku.

Nimas sedang bersih-bersih halaman, sopirnya sudah mudik mau lebaran dikampungnya yang juga didaerah banten, satu kampung dengan Nimas.
 
“Kamu gak pulang Mas”, aku membuka pembicaraan sembari mengelap mobilku.
Tembok pembatas antara rumahku dan rumahnya gak tinggi sehingga kita masih bisa saling liat.
“Enggak om”. Memang dia biasanya memanggil aku om kalo ketemu.
“Napa”, tanyaku.
“Ibu mau liburan ke bali sama sodara-sodaranya, jadi Nimas gak dikasi pulang.
 
Disuruh nungguin rumah”.
“Gak takut kamu sendirian di rumah. Kalo lebaran kan biasanya komplex kita ini sepi banget”.
“Takut sih om, om ndiri gak liburan”.
“Aku mah dirumah saja, nemenin kamu deh biar gak takut”, godaku sambil tersenyum.
“Om sih tinggal sendiri, gak punya istri ya om atau…. dah cere”.
“Aku dah cere Mas, istriku tinggal di Cirebon sama ortunya. Kami memang belon punya anak”.
“Maaas”, terdengar panggilan dari dalem rumahnya, rupanya si ibu manggil.
“Bentar ya Om’, kata Nimas sambil meninggalkan aku, masuk kerumahnya.
Tak lama kemudian Nimas keluar lagi, nemenin aku ngobrol.
“Napa mas”, tanyaku.
“Ibu nyuruh Nimas cari taksi, dia dah mau brangkat ke rumah sodaranya.

Rencananya besok mereka berangkat ke bali. Nimas tinggal dulu ya om”.

Nimas keluar rumah, jalan mencari taksi keluar komplex.

Berita Sex Nimas Pelayan Sexi

Foto Model sexi Minori Hatsune
Aku memandangi Nimas dari beralakng. Pantatnya yang besar bergerak sensual sekali mengikuti ayunan langkahnya. Nimas sehari-hari selalu mengenakan celana gombrang 3/4 dan kaos yang longgar.

Walaupun celananya gombrang, pantatnya yang bahenol itu menarik untuk diperhatikan. Mendadak Nimas nengok kearahku dan dia tersenyum. Aku jadi tersipu2 karena ketahuan lagi memandangi dia dari belakang, terpesona melihat geolan pantatnya.

Aku dah selesai membersihkan mobilku, aku memang tinggal sendiri, pembantuku yang part time hanya datang untuk membersihkan rumah, nyuci dan setrika saja, sudah lama mudik duluan.

Tak lama terdengar ibu sedang bicara dengan Nimas, aku hanya melongok dari jendela, kulihat Nimas sedang memasukkan koper si ibu ke bagasi taksi dan tak lama kemudian taksi melaju meninggalkan Nimas sendiri.Segera aku keluar rumah.
“Dah berangkatya Mas”.
“Dah om. Tadi om ngeliatin Nimas aja, napa sih”.

Berani juga Nimas mengajak aku membicarakan kelakuanku.
“Abis pantat kamu bahenol banget Mas, godaku.
“Ih si om mulai genit deh, mentang-mentang ibu dah berangkat. Kalo ada ibu om gak brani yaa”, dia bales menggangguku.
“Imas mau ditemeni gak?” aku to the point aja nawarin.
“Iya om, sebenarnya Nimas takut sendirian kalo malem”.
“Ya udah, nanti malem Nimas tidur dirumahku aja, ada kamar kosong kok. Atau mau sekamar sama aku?” godaku lebih lanjut.
“Ih si om makin genit aja”, kulihat Nimas tersipu-sipu mendengar gurauanku yang makin menjurus.
“Kalo mau, aku gak mtersinggung lo”.
“Tersinggung apanya om”.
“Tersinggung itunya”.
“Ya udah, ntar abis magrib deh ya om, Nimas mau beberes dulu”.

Berita Sex Nimas Pelayan Sexi

Foto Model sexi Minori Hatsune
Aku bersorak dalam hati ketika Nimas mengiyakan tawaranku.
Aku dah lama memendam napsuku melihat bodi Nimas. Biar chubby Nimas merangsang juga.

Toketnya lumayan gede, bulu tangan dan kakinya panjang2, lagian diatas bibir mungilnya ada kumis yang sangat tipis. Pastilah jembutnya lebat dan napsunya gede.
Sorenya, bakda magrib, terdengar Nimas memanggil2,
“Om, om”. Aku segera keluar rumah. Kulihat sepi sekali sekitar rumah kami.
Nimas tampak cerah dengan “seragam rumahnya”.

Rambutnya yang sebahu cuma diikat dengan karet saja. Satpam komplex belum beredar.
“Dah dikunciin semuanya Mas, lampu luar dinyalain. Lampu dalem nyalain juga satu yang watnya kecil, biar gak disangka rumah kosong. Gas buat kompor dan water heater dah dimatiin?”
“Dah kok om, Nimas ke tempat om sekarang ya”.
“La iyalah,masak mau besok ketempat akunya”.

Nimas segera menggembok pager rumahnya dan masuk ke rumahku.
“Om, punya makanan mentah gak, kalo ada Nimas masakin”, katanya sambil ngeloyor ke dapur.
Karena rumah dikomplexku dibangunnya seragam, maka pembagian ruangnya sama, gak heran Nimas tau dimana letak dapur. Aku mengeluarkan sayuran dan daging dari lemari es, dan memberikan ke Nimas. Segera Nimas sibuk menyiapkan masakan buat aku.


Aku segera mandi dan ketika sudah selesai mandi makanan dah tersedia di meja makan.
Nasi sisa tadi siang pun sudah diangetin.
“Yuk Mas, kita makan bareng”, ajakku.
“Enggak ah, masak Nimas makan semeja bareng om”.
“Ya gak apa kan, kamu kan bukan pembantuku, malem ini kamu tamuku.

Dah bagus tamu ngebantuin nyiapin makan malem”, aku menarik tangannya dan mendudukkan dikursi disebelah kursiku.
Karena Nimas hanya menyediakan 1 piring dan sendok garpu serta segelas air minum, aku segera ke dapur untuk mengambil peralatan makan buat Nimas.
“Gak usah om, biar Nimas ambil sendiri”, Nimas bergerak bangun dari kursinya.
“Gak apa, gantian. Kamu dah masakin buat kau, aku cuma ngambilin peralatan makan aja kok buat kamu”.
Suasana segera menjadi cair, kamu ngobrol ngalor ngidul sembari makan.
Nimas menceritakan latar belakangnya. Dia sebenarnya janda, masih muda sekali dia dikawinkan dengan seorang kakek-kakek didesanya, baru umur 15, sekarang Nimas umur dua puluh dua tahun. Alesannya klasik.

Bapaknya Nimas utang ama si kakek dan gak bisa ngelunasin, maka Nimas di”gade”in sebagai pelunas utang bapaknya, kayak crita sinetron aja yach. Perkawinan cuma tahan setahun, terus Nimas dicerein, karena gak ada kerjaan di kampung Nimas merantau ke Jakarta dan mencari kerja sebagai prt, dan tentunya ktemu aku.
“Trus suami kamu keenakan dong merawanin abg bahenol kaya kamu”.
“Ah Nimas mah cuma menunaikan tugas sebagai istri aja. Cepet banget om, baru masuk, goyang sbentar dah keluar.
Nimas mah gak pernah tuh ngerasain nikmat seperti yang orang-orang suka bilang kalo kawin itu nikmat”
“Kasian deh kamu, kalo aku yang ngasih nikmat mau gak”, omonganku makin menjurus saja.
“Om makin lama makin genit ih, ntar Nimas balik ke rumah lo kalo digenitin terus”, katanya sambil senyum manja.
“Oh gak mau cuma digenitin toh, abisnya Nimas maunya diapain”.
“Gak tau ah”, katanya sambil cemberut tapi tersenyum

(Hayo, gimana tuh ekspresi orang yang cemberut campur tersenyum, bingung kan).
“Kamu setahun kawin kok gak hamil Mas, dicegah ya”.
“Iya om, suami Nimas gak mau punya anak lagi.

Anaknya dari istrinya yang laen dah banyak katanya”.
“Terus kamu gak pernah kepingin ngerasain nikmatnya Mas”.
“Kepingin sih om, tapi kan gak ada lawannya”.
“Sekarang ada kan”.
“Siapa om”.
“Aku”.
“Ih si om, Nimas mau pulang aja ah”, kembali dia cemberut, tapi aku tau kalo dia sebenarnya senang dengan gangguanku karena dia tetap saja tidak beranjak dari kursinya.
Makan malam selesai. Berdua kami membereskan meja makan, Nimas nyuci prabotan makan, sementara aku menyiapkan film bokep untuk memancing Nimas ke arah yang lebih asik.

Pintu rumah dah kututup, gorden jendela dah kuturunkan juga. Suasana di ruang tamu kubuat temaram dengan hanya menghidupkan lampu kecil saja. Suasanya berubah jadi rada romantis.

Aku duduk di sofa, Nimas menghampiri aku dan duduk diubin.
“Jangan diubin atuh Mas, sini duduk disebelah aku. Inget kamu bukan pembantu aku lo”.

Nimas segera duduk disebelahku, walaupun berjauhan.
“Kok lampunya digelapin sih om”.
“Kan kita mau nonton film, kamu pernah nonton bioskop gak”.
“Pernah sih om, waktu abis kawin Nimas diajak suami nonton bioskop”.
“Di kampung kamu ada bioskop juga”.
“Iya om bioskop murahan”.
“Kalo mau maen filmnya lampu di bioskop digelapin kan”.
“Iya om, emangnya kita mau nonton film apaan sih, seru gak om filmnya”.
“Ya pasti serulah, mungkin kamu belum pernah nonton film seperti yang mau aku putar”.
“Film apaan sih om”, Nimas sepertinya jadi penasaran.
“Dah nonton aja”, aku memutar filmnya.

Gak seperti lazimnya film bokep, film yang kuputar ada critanya.
Jadi pendahuluannya dipertunjukkan sepasang manusia beda warna kulit, yang ceweknya orang Asia, sepertinya orang thai, dan cowoknya negro.

Adegan awal enceritakan bagaimana mereka ketemu, jalan bersama dan akhirnya pacaran. Settingnya berubah ke rumah si negro, mereka ciuman di sofa sambil mulai saling meraba dan meremas.
“Ih kok gak malu ya om, gituan ditunjukkan ke orang2″.

Kulihat Nimas menatap seru ke layar tv, dia mulai hanyut dengan adegan saling cium dan remas.
Ceweknya dah tinggal pake bra dan cd, begitu juga cowoknya.

ntol si negro yang dah ngaceng nongol dibagian atas cdnya.
“Ih, gede banget yak. Punya suami Nimas gak segede itu”.

Nimas terus menatap kelayar tv sehingga dia gak sadar kalo aku pelan2 menggeser dudukku merapat kerahnya.
Satu tanganku kulingkarkan ke bahunya, walaupun masih diatas pinggiran sofa. Waktu cowoknya mulai memasukkan  Kontolku ke  nok si cewek, mulailah terdengar serenade wajib film bokep, ah dan uh. Nimas kelihatannya makin larut dalam adegan yang diliatnya.
“Pernah nonton film ginian Mas”.
“Belum pernah om”. Aku mulai aksiku. Tanganku meraba2 tengkuknya.
“Om geli ah”, Nimas merinding. Aku meneruskan aksiku. Dudukku makin merapat, Nimas kupeluk dan kucium pipinya.
“Om, ah”, tapi matanya tetep aja lekat ke tv melahap adegan doggie sambil ah uh.

Berita Sex Nimas Pelayan Sexi

Foto Model sexi Minori Hatsune
Aku mengelus elus pundaknya dengan tangan satunya, pipinya.
kusentuh dan kucium lagi. Sekarang Nimas diam saja. Jariku makin kebawah saja, mengelus pipi, terus ke leher. Nimas menggeliat kegelian tapi tetep diam saja. Sepertinya dia sudah hanyut karena ngeliat tontonan syur itu. Pelan2 kusentuh toketnya, terasa besar dan kenyal.

Karena Nimas diam saja, aku makin berani, kuremas pelan toketnya sambil kembali mencium telinganya. Nimas mendesah pelan tapi membiarkan elusan di toketnya berubah menjadi remasan. “Ooom”, lenguhnya lagi menikmati remasanku di toketnya.
Aku mematikan film dengan remote, segera Nimas kurengkuh dalam pelukanku dan kucium bibirnya.
Dengan penuh napsu kuremas2 toket Nimas. Nimas menggeliat2 saja, sepertinya napsunya makin berkobar.
Remasanku di toketnya berpindah2 dari satu toket ke toket yang lain.
“Mas, aku buka ya kaos kamu biar bisa ngeremes langsung.

Rasanya beda deh Mas kalo diremes langsung. Suami kamu juga kaya gini”.
“Enggak om, suami Nimas dulu mah langsung masuk aja gak pake pendahuluan… eegh”.

Kaosnya langsung kubuka keatas.
Nimas menaikkan tangannya keatas sehingga mempermudah aku melepas kaosnya. Toketnya yang besar kenceng sepertinga gak tertampung di branya. Kembali aku mencium bibirnya, sembari tanganku meraba kepunggungnya untuk melepas kaitan branya, dan berhasil.

Bra segera kusingkirkan dari tempatnya. Toket Inas yang bundar dan kencang dihiasi pentil yang kecil kecoklatan. Aku segera melanjutkan ciumanku dibibir mungil Nimas, lidah kujulurkan masuk ke mulut Nimas.
Rupanya dia mengerti mesti ngapain dengan lidahku. Dia menghisap2 lidahku dan menyentuhkan lidahnya. Lidah kami pun saling bebelit, sementara pentilnya kuplintir2 pelan sehingga pelan2 mengeras.

Nimas melenguh terus, ketika aku mulai menggosok selangkangannya dari luar celana gombrangnya.

“Ooom”, lenguhnya. Selangkangannya terus kogosok lembut sambil tangan satunya memlintir2 pentilnya, kadang meremes2 toketnya. Nimas dah pasrah saja dengan apa yang aku lakukan terhadap tubuh bahenolnya.
“Mas, aku lepasin ya celana kamu”, gak nunggu persetujuannya, aku membuka retsleting celana Nimas dan memlorotkannya.
Nimas mengangkat pantatnya untuk mempermudah aku melepas celana gombrangnya. Tinggallah Nimas pake cd yang tipis. Benar dugaanku, jembutnya lebat sekali, sampe beberapa helai nongol pada lingkar pahanya. Kuelus2 terus belahan  Senuknya daru luar cdnya. Cd nya dah basah, rupanya Nimas dah sangat bernapsu jadinya.
“Mas, jembut kamu lebat skale, pasti napsu kamu besar yach”. Nimas hanya menggeliat2 saja, dan melenguh2 keenakan menikmati aktivitas tanganku pada dada dan selangkangannya.
“Mas, kamu dah napsu ya, cd kamu dah basah begini. Aku lepas ya”.

Aku segera menarik cdnya ke bawah.

Sekali lagi Nimas mengangkat pantatnya sehingg meluncurlah cdnya meninggalkan tubuhnya.
Sekarang Nimas sudah bertelanjang bulat didepanku.

Tubuhnya yang putih dengan toket besar dan masih kencang sekali, pentil kecil yang dah mengeras dan sekumpulan jembut lebat berbentuk segitiga yang puncaknya mengarah ke  Senuknya.
“Mas, terusin dikamarku yuk”, aku menggandeng tangannya dan menariknya ke kamarku.
Nimas kubaringkan di ranjang dan segera aku melepaskan semua yang melekat dibadanku.
“Om, gede banget  tolnya, kaya yang di film tadi”.

Nimas membelalak melihat  Kontolku yang sudah ngaceng dengan kerasnya.
Memang  Kontolku ukurannya extra large buat standard Indonesia, tapi itu yang membuat perempuan yang pernah aku en tot terkapar lemes dan nikmat.

Kami berdua telah bertelanjang bulat. Aku segera berbaring disebelah Nimas. Pentilnya kupilin membuat Nimas mengerang kenikmatan. Kemudian paha Nimas kukangkangkan, jembutnya yang lebat menutupi daerah  Senuknya. Aku telungkup di selangkangannya dan mulai menjilati  Senuknya.

Nimas makin mengerang2. Serangan kulakukan bergantian disemua titik sensitif di tubuh Nimas. Bergantian dengan bibir bawahnya, aku juga melumat bibir atasnya sambil meremas2 toketnya yang juga mulai mengeras itu.
Kemudian aku kembali kebawah menjilati pahanya sambil kedua tanganku masing-masing bergerilya pada toket dan  nok Nimas.

Berita Sex Nimas Pelayan Sexi

Foto Model sexi Minori Hatsune
“Aduh om, nikmat banget. ahh!” kata Nimas.
Jilatanku mulai merambat naik hingga akhirnya kulumat dan kuremas toket Nimas secara bergantian, sementara tanganku masih saja mengobok-obok  Senuknya. Desahan Nimas tertahan karena sedang berciuman denganku. Tubuhnya menggeliat-geliat merasakan nikmat. Puas menetek pada Nimas, aku bersiap memasuki  nok Nimas dengan  Kontolku. Aku memposisikan diriku diantara kedua belah paha Nimas dan memegang  Kontolku kearah  Senuknya.
“Aagh”, erang Nimas ketika aku mendorong  Kontolku dengan bernafsu.
“Napa Mas, nikmat?” kataku sambil meremasi kedua toketnya yang sudah basah dan merah akibat kusedot2.
“Gede banget om,  nok Nimas ampe sesek rasanya”.
“Tapi nikmat kan”.
“Nikmat banget om, Nimas blon pernah ngerasain ngen tot senikmat ini”. Aku menyodokkan  Kontolku dengan keras sehingga Nimas pun tidak bisa menahan jeritannya.
Aku mulai menggarap Nimas dengan genjotanku. Dengan terus menyodoki Nimas, aku meraih toketnya yang kiri, mula-mula kubelai dengan lembut tapi lama-lama aku semakin keras mencengkramnya. Aku juga mencaplok toket yang satunya.

Nimas yang mengerti apa mauku, segera membusungkan dadanya ke depan sehingga toketnya pun makin membusung. Aku menjulurkan lidahku untuk menjilati pentilnya sehingga makin mengeras saja. Nimas merasa geli bercampur nikmat. Dia mendesah tak karuan merasakan kenikmatan yang belum pernah dirasakannya.
Ciumanku merambat naik dari toketnya hingga hinggap di bibirnya, kami berciuman dengan penuh nafsu sampai ludah kami bercampur baur.
“Aahh.. oohh.. Nimas mau pipis rasanya.. om!” erang Nimas bersamaan dengan tubuhnya mengejang.
Melihat reaksi Nimas, aku semakin memperdahsyat sodokanku dan semakin ganas meremas toketnya. Akhirnya Nimas nyampe, tubuhnya mengejang hebat dan cairan  Senuknya berleleran dipahanya. Erangannya memenuhi kamar ini membuat aku semakin liar.
“Itu bukan pipis Mas, itu tandanya kamu mau nyampe, nikmat kan”.
“Banget om.. aaah”.
“Mas ganti posisi yuk, kamu sekarang nungging deh”, kataku sambil mencabut  Kontolku dari  Senuknya.
 Kontolku berlumuran cairan lendir Nimas yang menyembur dahsyat ketika dia nyampe.
“Mo dimasukin ke pantat ya om, gak mau ah”.
“Ngapain dipantat Mas,  nok kamu peret banget, enak banget dien totnya’.
“Abis  ntol om gede banget sih,  nok Nimas pan belum pernah kemasukan  ntol segede  ntol om, makanya kerasa peret banget”. Nimas pun nungging dipinggir ranjang dan aku berdiri dibelakangnya.
Tubuhnya yang dalam posisi tengkurap kuangkat pada bagian pinggul sehingga lebih menungging. Aku membuka lebar bibir  Senuknya dan menyentuhkan kepala  Kontolku disitu.

Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke  Senuknya.
“Heghh..heghmm…”, lenguhnya saat  Kontolku masuk.
Nimas mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala  Kontolku perlahan-lahan mulai menguak bibir  Senuknya yang sangat basah. Aku menekan  Kontolku sedikit demi sedikit.

Nimas mulai mendesah-desah. Tiba2 aku menyurukkan  Kontolku ke dalam  Senuknya.
“Aaa..”, jeritnya keras. Matanya membelalak.
 Kontolku menancap dalam sekali di  Senuknya. Kemudian aku mulai menggerak-gerakkan  Kontolku keluar masuk.
“Lebih keras lagiom”, erangnya.
Aku memompa  Kontolku keluar masuk semakin bersemangat.

Keringat mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya.
” Om, Nimas mau pipis lagi”, kataku terputus-putus.
“Aku juga”, sahutku.
 
Aku meningkatkan kecepatan genjotan  Kontolku . Nimas menjerit-jerit semakin keras, dan merangkul aku erat-erat. Dia sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan keras aku membenamkan  Kontolku dalam-dalam. Nimas menjerit keras.

Pejuku muncrat di dalam  Senuknya 5 atau 6 kali.
“Gila Mas,  nok kamu enak banget, sempit banget”. katanya.
“kon ntol om juga keras banget, enak…” jawabnya. aku ambruk kecapaian.
“Istirahat dulu ya Mas”. “Emangnya om masih mau lagi”.
“So pasti dong mas, enak begini mah gak bole disia2kan.

Kamu nikmat juga kan, masih mau lagi juga kan”.
“Iya om, nikmat banget”.
“Iya nikmat apa iya mau lagi”.
“Dua2nya om”.  Kontolku yang melemas terlepas dari jepitan  nok peretnya.
Aku segera mengambil minum untuk Nimas dan aku sendiri. Nimas seneng dengan layanan yang aku berikan, mungkin dia belum pernah seumur2 diambilkan minum. “Om, Nimas suka deh ama om, om memperlakukan Nimas seperti istri om”. Aku terharu juga mendengar ucapannya.
Gairahku masih tinggi. Setelah aku merasa Nimas cukup istirahatnya, aku segera memulai ronde kedua, pemanasan lagi, biar Nimas napsu banget.


Akupun berbaring disebelahnya, Nimas menyambut aku dengan pelukannya. Aku mengelusi punggungnya, terus turun hingga meremas bongkahan pantatnya.

Sementara tangan Nimas juga turun meraih  Kontolku.
“Gila nih  ntol, udah keras lagi..kan baru ngecret om?” tanyanya waktu menggenggam  Kontolku yang mulai mengeras.
Akupun mulai menciumi telinganya, lidahku menelusuri belakang telinganya, juga bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahku membuat Nimas merasa geli dan menggeliat-geliat.

Kemudian aku melumat bibirnya dengan ganas, lidahku menyapu langit-langit mulutnya.

Nimas merespon dengan mengulum lidahku. Makin ahli dia berciuman, siapa dulu gurunya dong (ha ha). Tanganku meraba-raba kebawah ke  Senuknya yang sudah basah lagi, karena napsunya ternyata telah demikian tingginya. Aku tak sabar untuk segera ngen toti Nimas lagi. Segera Nimas kunaiki.
Pahanya kukangkangkan.

Ketika kuraih  Kontolku kutuntun kearah  Senuknya, tangan kanan Nimas ikut menuntun  Kontolku menuju sasaran. Saat kepala  Kontolku menyentuh bibir  Senuknya, aku menekannya ke dalam, mulutnya menggumam tertahan karena sedang berciuman denganku.

Lalu kutekan lagi dengan keras sehingga  Kontolku menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam  Senuknya. Nimas menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar  Kontolku masuk lebih dalam lagi. Nimas terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini.
Lalu perlahan-lahan aku mulai mengenjotkan  Kontolku. Nimas memutar2 pantatnya untuk memperbesar rasa nikmat. Toketnya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di  Senuknya. Matanya terpejam dan bibirku terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat.

Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Nimas tak kuasa menahan rintihannya setiap aku menusukkan  Kontolku, tubuhnya bergetar hebat akibat tarikan dan dorongan  Kontolku pada  Senuknya. Pinggul Nimas naik turun berkali kali mengikuti gerakanku.

Jeritannya makin menjadi-jadi.
Aku membungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana  Kontolku leluasa bertarung dengan  Senuknya.
“Oh..”, erangnya,
“Lebih keras om, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!” Tangannya melingkar merangkul aku ketat.
Kuku-kukunya terasa mencakari punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang.

Terdengar bunyi kecipak lendir  Senuknya seirama dengan enjotan  Kontolku.
“Aku mau ngecret, Mas”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.
“Imas juga om”, sahutnya. Aku mempercepat enjotan  Kontolku.

Berita Sex Nimas Pelayan Sexi

Foto Model sexi Minori Hatsune
Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibir kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua toketnya. Diiringi geraman keras aku menghentakkan pantatku dan  Kontolku terbenam sedalam-dalamnya. Pejuku kembali memancar deras.

Nimas pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima  Kontolku sedalam-dalamnya. Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Nimas pun mencapai puncaknya.

Kontolku terasa berdenyut-denyut memuntahkan pejuku ke dalam  Senuknya. Beberapa detik kemudian badanku terkulai lemas, begitu juga Nimas. Dia terkapar di ranjang, kedua toketnya nampak bergerak naik turun seiring desah nafasnya.
Kami terkapar dan tertidur kelelahan, gak tau berapa lama. Tapi kemudian aku terbangun karena merasa ada remasan di  Kontolku. Kulihat Nimas sedang menelungkup dikakiku.
Kontolku dielus dan diermas2nya.
“Om, Nimas kok pengen lagi ya”. Bener kan, perempuan dengan jembut yang lebat napsunya gede banget, pengennya dien tot berulang2, padahal dia tadi sampe teler aku en tot.
Dia merundukkan badan untuk memasukkan  Kontolku ke mulutnya, benda itu dikulumnya dengan rakus. Aku segera memutar badanku sehingga kami berada pada posisi 69. Aku mempergencar rangsangan dengan menciumi kakinya mulai dari betis, tumit, hingga jari-jari kakinya.

Nimas jadi makin gila dengan perlakuan seperti itu.
“Ahh.. om, kok mau sih nyiumin kaki Imas”.
“Gak papa Mas, kamu isep terus dong  tolku”. Jilatanku kemudian pindah kepahanya.
Nimas otomatis mengangkangkan pahanya sehingga aku bisa mengakses daerah  Senuknya dengan mudah.

“Om enak banget.. masukin aja sekarang!” rintihnya manja sambil mengocok2  Kontolku yang sudah sangat keras itu, kemudian diemutnya kembali. Akhirnya aku menyudahi serangan awal. Nimas kunaiki dan aku menggesekkan  Kontolku ke bibir  Senuknya.

Kemudian kudorong  Kontolku membelah  nok Nimas diiringi desahan nikmat. Aku meremas toket kirinya dan memlintir2 pentilnya. Nimas yang juga sudah napsu tambah menggelinjang ketika aku mempercepat kocokanku pada  Senuknya. Seranganku pada  nok Nimas semakin cepat sehingga tubuhnya menggelinjang hebat.
“Aaakhh..aahh!” jerit Nimas dengan melengkungkan tubuhnya ke atas. Nimas telah nyampe.
Tanpa memberi kesempatan istirahat, aku menaikkan Nimas ke pangkuanku dengan posisi membelakangi. Kembali  nok Nimas kukocok dengan  Kontolku.

Walaupun masih lemas dia mulai menggoyangkan pantatnya mengikuti kocokan  Kontolku. Aku yang merasa keenakan hanya bisa mengerang sambil meremas pantat Nimas, menikmati pijatan
Senuknya.
Bosan dengan gaya berpangkuan, aku berbaring telentang dan membiarkan Nimas bergoyang di atas Kontolku. Dengan tetap berciuman aku mengenjotkan  Kontolku ke  Senuknya,  Kontolku yang sudah sangat keras tanpa halangan langsung menerobos  Senuknya, bersarang sedalam-dalamnya.

Terasa nikmat sekali. Kedua toketnya kuremas2 dengan penuh napsu. Aku mengenjotkan  Kontolku dari bawah dengan cepat, ini membuat Nimas mengerang keras dan sepertinya sudah mau nyampe lagi. Baru sebentar goyang dia sudah mau nyampe saking nikmatnya.

Nimas menjadi semakin liar dalam menggoyang pantatnya. Dia sudah makin terangsang sehingga akhirnya badannya mengejang-ngejang diiringi erangan kenikmatan.
“Auu.. om!” jeritnya.
Untuk beberapa saat kami terdiam. Ia memelukku erat-erat.
“Mas, aku belum ngecret kok kamu udah nyampe”, katanya.
“Habis, nikmat banget sih rasanya  ntol om nyodok2  nok Imas”, jawabnya terengah.
“Kita terusin ya”, Nimas hanya mengangguk lemas.
Aku menyuruh Nimas nungging dan membuka pahanya lebar2. Aku mendekat dari belakang. Aku menyapu lembut pantatnya yang mulus padat. Nimas menggigit bibirnya dan menahan napas, tak sabar menanti masuknya  Kontolku yang masih keras.

Aku mengarahkan  Kontolku ke  Senuknya. Perlahan-lahan kepala  Kontolku yang melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobos  Senuknya. Nimas mendongak dan mendesis kenikmatan. Sejenak aku berhenti dan membiarkan dia menikmatinya, lalu mendadak aku menghentakkan pantatku keras ke depan.

Sehingga terbenamlah seluruh  Kontolku di  Senuknya.
“Aacchh..!!”, Nimas mengerang keras.
Rambutnya kujambak sehingga wajahnya mendongak keatas. Sambil terus menggenjot  Senuknya, tanganku meremas2 kedua toketnya yang berguncang2 karena enjotanku yang keras, seirama dengan keluar masuknya  Kontolku di  Senuknya. Terdengar bunyi kecipak cairan  Senuknya, Nimas pun terus mendesah dan melenguh.
Mendengar itu semua, aku semakin bernafsu. Enjotan  ntol kupercepat, sehingga erangan dan lenguhannya makin menjadi2.
“Oohh..! Lebih keras om.

Foto Model sexi Minori Hatsune
Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras lagii!” Keringatku deras menetesi punggungnya. Wajahku pun telah basah oleh keringat. Rambutnya semakin keras kusentak. Kepalanya semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras, aku membenamkan  Kontolku sedalam-dalamnya. Nimas menjerit karena kembali nyampe.

Aku terus meremas2 toketnya dengan penuh nafsu dan makin keras juga menghentakkan  Kontolku keluar masuk  Senuknya sampai akhirnya pejuku menyemprot dengan derasnya di dalam  Senuknya. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas aku menelungkup di atas punggungnya.
Besok paginya aku terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi dan aku hanya mendapati Nimas yang masih terlelap di sebelah kiriku.

Kuguncang tubuh Nimas untuk membangunkannya.
“Gimana , puas semalem?” tanyaku.
 
“Gila Nimas om en totin sampe kelenger, kuat banget sih om”.
“Imas suka kan aku en tot, kapan2 kalo ada kesempatan mau enggak ngen tot lagi ama aku?”
“Mau banget om, tapi jangan sampe ibu tau ya om. Nimas belon pernah bangun jam 10 gini, enak ya om gak usah ngerjain tugas rumah tangga. Om gak laper, ntar Nimas siapin”.
“Katanya gak mau ngerjain kerjaan rumah tangga. Kita pelukan di ranjang lagi. Masih mau lagi gak?”
“Kalo om bisa napa enggak, Nimas nikmat kok dien tot om, mau deh terus2an dien totnya, biar lemes juga”. Aku memeluk dan mencium bibirnya, tanganku aktif menelusuri tubuhnya.
Ketika tanganku sampai ke bawah, kubelai bibir  Senuknya sekaligus mempermainkan it ilnya.
“Uuhh.. om”, Nimas menjerit kecil dan mempererat pelukannya padaku.
Nimas mendekatkan wajahnya padaku dan mencium bibirku, selama beberapa menit bibir kami berpagutan. Nimas amat menikmati belaian pada daerah sensitifnya.

Dengan tangan kanan aku memainkan toketnya, pentilnya kupencet dan kupilin hingga makin menegang, tangan kiriku meraba-raba  nokku. Nimas menikmati jari-jariku bermain di  Senuknya sambil merintih2 keenakan.
“Maen lagi yuk Mas”.
“Ayuk om, Nimas dah pengen dien tot lagi”. Luar biasa ni perempuan, gak ada matinya.
Napsunya besar banget, padahal semalem dah aku en tot sampe dia lemes banget, masih aja mau lagi.

Aku meremes2 toket kirinya sambil sesekali memelintir pentilnya. Lalu aku membungkuk dan mengarahkan kepalaku ke toket kanannya yang langsung kukenyot.

Nimas memejamkan mata menghayati suasana itu dan mengeluarkan desahan.
“Mo pake gaya apa Mas”.
“Imas paling nikmat kalo dien tot dari belakang om”. Langsung aku menyuruhnya menungging, kuarahkan  Kontolku ke arah  Senuknya.
Jembutnya yang hitam lebat itu kusibak sehingga tampaklah bibir  Senuknya yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Kuselipkan kepala  Kontolku di antara bibir  Senuknya. Nimas mendesah.
Kemudian perlahan tapi pasti aku mendorong  Kontolku ke depan.  Kontolku menerobos  Senuknya.

Nimas menjerit kecil sambil mendongakkan kepalanya keatas. Sejenak aku berhenti dan membiarkan dia menikmatinya. Ketika Nimas tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak aku menyodokkan  Kontolku ke depan dengan cepat dan keras sehingga  Kontolku meluncur ke dalam  Senuknya. Nimas tersentak dan menjerit keras.
“Aduh om, enak!” Aku mempercepat enjotan  Kontolku di  Senuknya.
Semakin keras dan cepat enjotanku, semakin keras erangan dan jeritannya.
“Aa..h.!” jeritnya nyampe. Kemudian Nimas kutelentangkan diranjang.
Aku menaiki tubuhnya, pahaku menempel erat dipahanya yang mengangkang. Kepala  ntol kutempelkan ke it ilnya. Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telinganya, kepala  Kontolku bergerak-gerak mengelilingi bibir  Senuknya yang sudah basah. Nimas merem melek menikmati  Kontolku di bibir  Senuknya, akhirnya kuselipkan  Kontolku dino Senuknya.
“Aah”‘ jeritnya keenakan.
Nimas merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit kumasukkan  Kontolku. Nimas menggoyangkan pantatnya sehingga  Kontolku hampir seluruhnya masuk.
“Om, enjot dong  tolnya, rasanya nikmat sekali”. Perlahan aku mulai mengenjot  Kontolku keluar masuk  Senuknya.
 
Pahanya di kangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku supaya  Kontolku masuk sedalam-dalam ke  Senuknya. Nimas berteriak-teriak dan merapatkan jepitan kakinya di pantatku. Aku membenamkan  Kontolku seluruhnya di dalam  Senuknya.
 
“Om, Nimas nyampe lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritnya.
Beberapa saat kemudian, dia membuka sedikit jepitan kakinya dipantatku, paha dibukanya lebar2 dan akhirnya dengan cepat kuenjot  Kontolku keluar masuk  Senuknya. Nikmat sekali rasanya.

Setelah delapan sampai sembilan enjotan  Kontolku di  Senuknya, akhirnya croot..croot.. croot.. croot..
”Mas, aku ngecret”, erangnya. Pejuku muncrat banyak sekali memenuhi  Senuknya.
Setelah mandi kami baru menyiapkan makan pagi dan menyantapnya bersama.
“Mesra banget ya om, kaya penganten baru aja”. Sungguh nikmat tinggal bersama Nimas selama majikannya berlibur ke bali.
Gak keitung berapa kali aku mereguk kenikmatan bersama Nimas.

Demikian juga Nimas yang sepertinya ketagihan  Kontolku ngenjot  Senuknya.

cerita dewasa kumpulan cerita sex blowjob handjob cerita sex dewasa cerita seks dewasa, tante girang daun muda pemerkosaan cerita seks artis cerita sex artis cerita porno artis cerita hot artis cerita sex cerita selingkuhan cerita kenikmatan cerita bokep cerita ngentot cerita hot bacaan seks cerita Kumpulan Cerita Seks onani dan Masturbasi cerita seks tante blog cerita seks seks sedarah seks cerita 17 tahun cerita bokep cerita biru