Cerita dewasa : Cerita Sex Janda Setengah Baya
Judul : Cerita Sex Janda Setengah Baya
Cerita Sex Janda Setengah Baya
Situs yang menyediakan Cerita Dewasa Terbaru dan foto hot secara gratis dan selalu update : Cerita Sex | Cerita Dewasa Ngentot | Cerita Ngentot | Cerita Mesum | Cerita ABG | Cerita Porn | Cerita Porno | Cerita Seks Dewasa
Janda Setengah Baya
Suara tok tok tok di depan rumah akyaknya ad tamu nih, aku keluar untuk mengetahui siapa yang datang, dengan malasnya aku beranjak dari depan televisi, tak taunya ternyata teteh Frida temannya mama. “Mama ada Jun” Tanya teteh sambil masuk ruangan tengah.
“Mama keluar teh” masih di Bandung katanya ulangnya besok pagi kalau gak entar malam” jawabku dengan senyum, dengan wajah yang kecewa teteh Frida menyandarkan bahunya ke kursi, kemudian aku kebelakang sebentar untuk mengambilkan minuman dingin untuk teteh Frida.
“Capek banget kayaknya Teh,”aku berbasa-basi.
“Iya, abis keliling nawarin baju ke pelanggan.”
Teh Frida adalah teman ibuku. Ia seorang janda, 36, anak masih smp. Ia sering mengambil produk baju wanita atau pria dari Ibu yang seorang distributor pakaian. Ia mengeluarkan barang2 dari dalam tas besarnya. Diletakkan di atas meja.
“YA udah, Teteh titip aja ke kamu. Ini barang dipulangin, mau diganti dengan produk lain aja.”
Tampak pakaian dalam wanita. Aku tercekat. BH-BH itu beraneka warna dan ukuran.
“Kenapa dipulangin Teh?”tanyaku iseng sambil lalu.
“Kurang laku, ukurannya besar2. Pelanggan Teteh jarang yang big size. Lebih enak jual yang ukuran sedang dan kecil.”
Teteh meminta aku ambil BH-BH dari gudang di belakang rumah. Kemudian Teteh Frida sibuk memilih2.
“BAntuin Teteh atuh?”
“Gak ngerti Teh yang ukuran kecil atau sedang gimana?”
“Kamu liat ukurannya 34 ke bawah, itu sedang atau kecil.”
Aku lalu memilah-milah sesuai permintaan.
“KAmu salah, itu besar. itu CUP D besar.”
“Ohh…harusnya berapa?”
“B atau A…”
Aku sebetulnya paham kok. Aku kan udah pengalaman soal ukuran BH. Ingat kisahku dengan “Keperawanan Mbak Hella”, atau “Marsya Gadis Binal”.
Cerita Sex
Setelah dapat yang diinginkan, Teh Frida minum air es yang kusediakan. Aku membereskan bh2 itu dan membawa ke gudang. Tapi ketika kembali Teh Frida minta tolong lagi.
“Oh ya Jun, Teh minta lagi dong bh2 itu. Teteh mau ambil 2 biji.Tapi ambil yang besar2 aja ya…”
Aku kembali ambil kedua BH itu. Teh Frida memilih ukuran 38C, tapi ia tampak bingung. Tapi ia memutuskan ambil warna putih berenda dan warna hitam.
“Buat siapa Teh? Katanya gak laku?”
Teh Frida senyum, manis sekali.
“Buat Teteh pakai…”
AKu tercekat. Entah kenapa mataku spontan melirik ke bagian dada yang tertutup baju itu. Benarkah benda di dada itu sebesar itu? Aku tak yakin, tidak ada tanda-tandanya. Kelihatan tidak membusung alias datar2 aja.
“Ohh…”
“Kenapa kaget gitu Jun…?”
Teh Frida orangnya supel. Dia suka blak2 an. Meski orang Sunda, tapi dia menjaga sikap dan prinsip hidupnya.Hingga kini ia belum juga dapat suami baru lagi. Memang pernah ia berpacaran beberapa kali, itu kata Ibuku.Tapi kandas di tengah jalan.
Gara2 ia memberi tahu rahasia seksual yang dijaganya selama ini, aku jadi horny. Padahal selama ini aku tidak pernah seperti itu.Pikiran nakal merasuki kepalaku. Tapi dia teman Ibuku?
Aku tak peduli. Aku akan merayunya. Aku akan berakting pura2 lugu. Itu jebakan buat dia nanti. Aku harus bisa menyaksikan keindahan dada miliknya.
“The, boleh Arjuna pilihan gak ?”
Teh Frida menoleh ke arahku.
“Boleh…bagus yang model mana?”
“Warnanya sih udah ok. Model transparan gitu bagus deh. Terus ada renda-rendanya.”
Janda berjilbab itu senyum.
“Hmmm.gitu yaa…”
“bentar Teh…aku ambilin katalog dulu ya dari kamar Mama…”
Katalog itu kuserahkan ke Teteh. Di dalam majalah berwarna itu tampak berbagai model BH yang dikenakan model-model sesuai ukuran, tipe atau merk. Tentu saja model2nya orang bule.
Teteh membolak-balik halaman dengan serius.
“Sini…liatin yang bagus yang mana…”
Aku mendekati Teteh di sofa. Harum semerbak tubuhnya menyergap hidungku. Begitu menggoda, merangsang dan membangkitkan kejantananku.
Aku melirik wajahnya. Meski kulit wajahnya sudah tidak semulus gadis lagi, tapi sisa-sisa keayuan masa lalu masih ada. Bibirnya mungil, dipoles lipstick tipis. Dia cantik secara alami.
“Teh yang ini ok…”
Teh Frida menganggu setuju. “Tapi Mama kamu gak ada tipe ini…”
Aku kecewa karena menurutku BH itu sangat seksi. Berukuran besar, menyanggah payudara si model yang setengah baya dengan anggun. Putingnya tampak menerawang dan sebagian besar gundukan buah dadanya terbuka.
“Tapi yang punya Ibu kamu ini hampir mirip kok. Cuma kancingnya di belakang…”kata Teh Frida.
Kami melihat-lihat halaman lain.
“Teh…ukurannya gede-gede yaa…”
“Iya…eh, tapi ngomong2 kamu jangan cerita ke Ibu kamu Teteh bhnya dipilih2 sama kamu yaa…”
Aku manggut.
“Kenapa Teteh ukurannya bisa besar kayak orang bule?”tanyaku pura2 lugu.
Janda itu mencubit lenganku.
“Sejak lahirin anak, jadi besar.”
Aku duduk menyender di sofa. Teh Frida juga.
“Teh gak dicoba dulu bh nya?”
“Gak usah…pasti pas kok…”
“Oya…dulu suami suka pilihin model bh Teteh…”
“Waktu gadis iya…tapi udah punya anak gak pernah…lagian dia gak suka ukuran besar…”
Aku pura2 kaget. “Masa sih Teh? Kan enak yang ukuran besar…?”
Teh Frida menoleh ke arahku. “Nakal ya…kamu dah pengalaman…emang pernah rasain yang besar…?”
“Blom sih…dulu pacar aku sedang…”
“Terus kok bias tahu yang besar enak…”
“Kalo liat di film porno…kayaknya yang besar itu enak menurut aku.”
“Tapi suami mbak dulu gak suka.”
“Menurut aku bodoh, laki2 gak suka ukuran mbak…Itu kan keindahan, seksi banget…”
Teh Frida tersanjung. Senyumnya indah banget.
Sesaat suasana hening. Aku gelisah, karena penisku sudah mengejang dalam posisi miring.
“Teh benar gak sih…perempuan ukuran besar itu nafsunya gede juga yaa…”
Teh Frida ketawa lebar. “Mungkin..kamu aneh2 aja…tergantung…”
Aku menatapnya erat2. Semakin dekat.
“Tergantung apa Teh?”
Teh Frida jadi gugup. Ini sudah saatnya. Kugenggam tangannya.
“Teh…kalo aku suka yang besar…kalo Teteh suka cowok yang besar juga?”
Pernyaanku membuat Teh Frida salah tingkah.
“Kamu jangan ngomong seks terus…ntar kamu jadi nafsu lagi…”
“Biarin Teh…”Kutarik tubuh Teh agar bersandar di sofa.
“Enak gini, biar Teteh bias istirahat. Kasihan capek kan?”
Sepasanng mata mungil itu menatapku sendu. Teh Frida memandangiku dengan tatapan kosong. Ia menarik wajahku semakin dekat dan melumat bibirku dengan lembut.
Betapa lembutnya bibir janda manis ini. Teh Frida menarik tubuhku semakin rapat. Tangannya melingkari bahuku. Aku biarkan ia mengendalikan situasi.
Usai berciuman, ia melepas penutup kepalanya. Rambutnya yang hitam tergerai. Ia memiringkan kepalanya ke kiri, menampakkan leher yang jenjang.
“Teteh cantik…”
Ia mengembangkan senyum. Ia melumat bibirku lagi sambil memelukku erat erat. Aku mulai terpancing. Kujilati wajahnya, lehernya dan memandangi bagian dadanya yang masih tertutup itu. Teh Frida senyum kecil. Dia bangkit dan melepas restleting jubah panjangnya di bagian depan. BH warna putih itu menampakkan sebagian dagingnya. Dia sengaja tak melepas seluruh pakaiannya. Aku suka caranya.
“Kamu mau tetek Teteh?”
Aku manggut kayak anak kecil.
Cerita Sex
Teh Frida menarik kepalaku dan membenamkan di belahan BH putih itu. Aku merasakan daging kenyal itu, kujilati dan kuciumi dengan lembut. Wanginya sangat alami dan khas. Sulit kugambarkan aroma itu.
Aku membantu melepas baju itu hingga ke pinggang.
Sekarang BH itu terpampang jelas. BEgitu besar menyangga isinya yang super besar itu.
“Teh, ini mah gede banget.”
“kamu suka gak?”
Aku menjawabnya dengan remasan. Aku gemas sampai bh itu nyaris terlepas karena tanganku. Teh Frida melepas bh itu dan melemparnya di ranjang. Puting2 itu coklat muda dan begitu mungil. Janda jilbab itu menjulurkan puting itu ke mulutku.Kuisap puting itu dengan lembut dan kumainkan dengan lidahku. Teh Frida merintih geli.
Aku amati bentuk buah dada Teh Frida. Besar, panjang, putih dengan urat2 halus di sebagian tubuh buah dadanya.
Kembali aku menjilati seluruh bagian tetek besar itu. Teh Frida sesekali memejamkan mata atau menjerit kecil setiap aku mengulum putingnya.
Tidak cuma payudara besar, janda ini juga punya pantat yang montok. Luar besar.
Ia melirik ke bagian selangkanganku. Celana jins itu dilepasnya pelan2. PEnisku yang miring di cd dicengkramnya. Kemudian dilepasnya cdku dengan cepat.
Teteh melotot sejenak. Batang penisku keras dan panjang. Kepala penis yang merah itu jauh leabih besar dari batangnya.
“Ya ampun…Jun..penis kamu gede juga.”
Sebelum mengulumnya, Teteh menjepit penisku di antara payudaranya. Kemudian dikulumnya dengan lembut. Lalu dikocok-kocoknya.
Aku terbuai oleh belaiannya. Dia begitu pintar. Teh Frida mencium setiap inci batang penisku. Ketika tiba di bagian penis dia langsung membasahi dengan lidahnya dan melumatnya. Begitu berulang2.
Tanpa berlama2, aku segera melepas cd putih miliknya. Bagian vagina itu bersih tanpa bulu. Lubangnya kubasahi dengan liur dan kuarahkan penisku ke liang itu. Aksi membuat ia menjerit2. Tusukan penisku menghujam hingga mentok ke dasarnya.
Kumiringkan ia, tusukan itu terus mengayun. Bahkan posisi favoritku pun, ia menikmatinya.
Pantat yang menungging itu menunggu ditusuk oleh batang penis panjang ini.
Kutekan penisku ke liangnya dalam posisi doggy style.Pantat besar itu menahan gempuran itu.
Jeritan Teteh makin keras.
Aku begitu sibuk. Kedua payudara itu pun tak lepas dari cengkramanku. Kuremas2 sekuat mungkin.
Setengah jam berlalu dihiasi tusukan penis dan suara manja Teteh.
Kubopong tubuh sintal itu ke kamar. Di ranjang, ia kurebahkan.Tapi Teteh bangkit dan meneteki aku di atas ranjang. Aku seperti anak kecil yang haus kasih sayang.
Cerita Sex
Teteh memandangiku dengan lembut, persis seorang Ibu. Sambil membelai2 rambutku. Kata-katanya pun terdengar lembut dan membuaiku.
“Kamu hebat banget sih. Teteh puas banget.Kamu puas gak sama Teteh?”
Kulepas mulutku dari putingnya.
“Puas Teh. Teteh seksi banget.Teteknya enak banget.Gede sih…”
Teteh membantu aku meraih putingnya. Kujilati lagi dengan mulutku. Kugigit2 kecil. Sementara tak kusangka, penisku sudah digenggamnya. Dikocok2nya.
“Kamu lama ya keluarnya. Suami teteh dulu sih cepat keluar.”
Teteh lalu tidur tengkurap. Pantat besar itu kujilati. Lalu, kuangkat sedikit dan kuarahkan penisku ke memeknya.KUgoyang memek itu dengan penisku berkali2. Teteh meronta liar. Tusukanku membuat ia menahan sakit dan nikmat tiada tara.
Tiba-tiba ia bangkit dan membentuk pantat yang membulat besar.Kugempur lagi sampe tubuhya bergetar hebar. Teteh mengaku mencapai klimaks.
Tapi itu bukan yang pertama. Di kamar mandi, dalam posisi setengah berdiri, lagi2 pantat besar itu kuhujami kontol perkasa ini.
Puncaknya, aku capai klimaks. Teteh kuminta untuk mengulum dan siap2 menelan sperma.
Ini untuk pertama kali ia mau melakukannya. Tidak dengan suaminya atau pacarnya dulu.
Kami mandi bersama.
Usai mandi, aku memasang bh baru untuk buah dada nikmat itu. Di cermin kupandangi ia dari belakang. SAmbil kupeluk, bh itu tampak sempurna.
Cerita Sex | Cerita Dewasa | Cerita Ngentot | Cerita Mesum | Cerita ABG | Cerita Porn | Cerita Porno | Cerita Seks Dewasa | Cerita Sex Blowjob | Handjob | Cerita Tante Girang | Cerita Pemerkosaan | Cerita Seks Artis | Cerita Hot Artis | Cerita Selingkuhan | Cerita Hot | Cerita Onani | Masturbasi | Cerita Sedarah | Seks Cerita 17 tahun | Cerita Biru |
Demikianlah Artikel Cerita Sex Janda Setengah Baya
Cerita Sex Janda Setengah Baya, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua.